OLEH: H.HATOMI
pimpinan media sumber berita
Focusberita.com
Di Bangka Selatan, sebuah peristiwa telah mengetuk pintu nurani kita:
seorang mantan pemimpin yang dulu berdiri di puncak kuasa, kini terhempas ke titik terendah—tertutup jeruji, terperangkap dalam penyesalan.
Peristiwa ini bukan sekadar drama hukum.
Ini teguran keras dari langit, peringatan yang seharusnya mengguncang siapa pun yang hari ini tengah menikmati manisnya jabatan.
Inilah wajah kehidupan ketika kuasa disalahartikan sebagai tahta untuk melayang di atas bumi.
Dan inilah akibatnya ketika seseorang lupa daratan:
Allah sendiri yang menariknya turun.
Wahai para penguasa yang masih duduk di kursi empuk…
jangan terlalu merasa aman.
Kekuasaan tidak pernah memihak.
Ia hanya menunggu:
apakah engkau menggunakannya sebagai amanah, atau sebagai alasan untuk menindas orang dan menumpuk harta tahta, wanita dan kesombongan.
Lihatlah pelajaran itu baik-baik.
Dulu disalami, dihormati orang lewat nundukkan kepala, kini diawasi.
Dulu dipuja, kini dipenjara.
Dulu tampil bak pejabat terhormat, kini menunduk sebagai penghuni tahanan.
Begitulah cara Allah mempermalukan siapa yang meninggi,
dan meninggikan siapa yang merendah.
Editorial ini bukan sindiran untuk satu orang
—ini tamparan untuk semua yang saat ini sedang memegang kendali.
Karena sejarah membuktikan:
yang sombong ketika berkuasa biasanya dikalahkan oleh takdir, bukan oleh lawan politik.
Para pemimpin harus ingat:
Allah tidak pernah membiarkan kekuasaan dipakai sesuka hati.
Ayat-Nya jelas, dan azab-Nya tidak pernah salah sasaran.
Jangan tunggu sampai pintu besi menutup, lalu engkau menyesali setiap keputusan yang dulu kau buat dengan pongah.
Jangan tunggu sampai dunia menarik karpet jabatan dari bawah kakimu, lalu engkau jatuh sekeras mereka yang lupa bahwa kaki harus tetap menginjak bumi.
Karena saat nasib berubah,
yang dulu bangga akan tersungkur,
yang dulu tinggi akan diinjak keadaan,
dan yang dulu lupa Tuhan akan dipaksa kembali mengingat-Nya.
Ini bukan ancaman.
Ini kenyataan yang sudah kita saksikan dengan mata kepala sendiri.
Wahai para penguasa…
sebelum Allah menulis ulang perjalananmu dengan tinta kehinaan,
rendahkan hatimu, takutlah pada amanahmu,
dan jangan pernah lupa daratan.
Semoga ini menjadikan cermin tebal bagi kita semuanya wabil khusus bagi pejabat yang sedang berkuasa .
Kembali lah kau kejalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Agar kau tenang ketika akhir masa jabatanMu dan ketika dialam barzah nanti.
Aamiin ya rabbal Alamin......

Social Header