Oleh H. HATOMI
Pimpinan Media Sumber Berita
Focusberita.com
Negeri ini penuh lembaga penegak hukum—tumpang tindih sampai rakyat bingung mana yang benar-benar bekerja dan mana yang hanya berseragam demi pencitraan.
Polisi ada, kejaksaan ada, KPK ada, BPK ada, BPKP ada, inspektorat ada, pengawas internal ada, pengawas eksternal pun ada.
Kalau dilihat di atas kertas, korupsi harusnya sudah mati kutu, tinggal jadi fosil sejarah.
Tapi faktanya?
Korupsi bukan mati—justru makin subur, makin sombong, makin tak tahu malu.
Kenapa?
Karena uang haram dari korupsi masih jadi susu formula paling gurih yang diminum bersama-sama oleh oknum yang seharusnya menumpasnya.
Banyak tangan kotor ikut dalam pesta itu.
Banyak mulut sengaja diam karena kebagian jatah.
Banyak mata pura-pura buta karena amplopnya tebal dan aromanya manis.
Selama meja penyidikan bisa berubah jadi meja transaksi,
selama ruang sidang bisa berubah jadi arena tawar-menawar,
selama seragam penegak hukum bisa dibeli dengan nominal tertentu,
maka pemberantasan korupsi hanya jadi slogan di baliho—indah di foto, busuk di belakang layar.
Inilah tragedi moral bangsa ini:
Para pencuri uang rakyat bukan sibuk bertaubat,
tapi sibuk menghitung berapa persen setoran agar kasusnya aman.
Seolah hukum punya tarif.
Seolah keadilan punya katalog harga.
Seolah seragam penegak hukum tak lebih dari kostum panggung yang bisa disewa selama punya uang.
Dan selama budaya “makan bersama hasil rampokan negara” masih dirawat, maka:
Menambah lembaga baru hanya menambah restoran haram yang menghabiskan anggaran.
Membentuk satgas tiap minggu hanya memperbanyak stempel, bukan keberanian.
Membuat undang-undang setebal kamus tidak mengubah apa-apa kecuali lembaran kertas di perpustakaan.
Korupsi tidak akan hilang.
Karena penjaga gawang ikut pesta.
Karena penegaknya ikut menikmati susu manis beracun itu.
Karena oknum aparat lebih memeluk uang haram daripada memeluk sumpah jabatan.
Negeri ini tidak butuh lembaga baru.
Yang dibutuhkan adalah nyali—nyali menolak amplop, nyali memutus rantai setoran, nyali berhenti jadi bagian dari mafia hukum yang mencabik-cabik masa depan bangsa.
Sebelum itu terjadi,
korupsi tetap jadi raja,
dan lembaga penegak hukum hanya jadi dekorasi di pesta uang haram.
#Indonesia
#IndonesiaBangkit
#SuaraRakyatIndonesia
#UntukNegeri
#AntiKorupsi
#SaveIndonesia
#StopMafiaHukum
#StopKorupsi
#KeadilanUntukRakyat
#TolakUangHaram
#BeraniJujur
#BeraniTegakkanHukum
#BongkarMafia
#AsalBersuara
#FypIndonesia
#ViralIndonesia
#Rells
#FbPro
#AsakKawaKitePacak
#SorotanIndonesia
#semuaorang

Social Header