Program makanan bergizi yang digembar-gemborkan pemerintah sejatinya dirancang untuk mencetak generasi sehat, kuat, dan cerdas.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan ada cacat serius dalam pelaksanaannya. Kasus keracunan massal siswa yang berulang kali terjadi seharusnya menjadi alarm keras:
ada apa sebenarnya di balik program ini?
Apakah benar untuk menyehatkan anak-anak, atau justru ada pihak-pihak yang lalai atau “bermain” hingga program mulia ini berubah arah menjadi ancaman pengurangan jumlah penduduk.
Masyarakat patut curiga ketika program yang seharusnya menyehatkan malah membuat anak-anak masuk rumah sakit.
Jika pola seperti ini terus berulang tanpa evaluasi menyeluruh, jangan salahkan rakyat bila menuding ada agenda lain: pengurangan jumlah penduduk secara terselubung dengan dalih makanan bergizi.
Kecurigaan ini wajar, sebab lemahnya pengawasan kualitas bahan makanan, minimnya tanggung jawab pihak pelaksana, hingga dugaan adanya proyek asal jalan demi serapan anggaran, semuanya menjadi kombinasi berbahaya.
Program yang seharusnya melahirkan generasi emas bisa saja justru melahirkan generasi yang teracuni.
Pemerintah tidak boleh tinggal diam. Transparansi harus dibuka, audit harus dilakukan, dan oknum yang bermain-main dengan keselamatan anak-anak bangsa harus diusut tuntas. Ini menyangkut nyawa anak anak.
Orang tua menitipkan anaknya kesekolahan untuk dibina bukan dibinasakan.
Jangan sampai kepentingan politik, bisnis, atau proyek siluman mengorbankan masa depan bangsa ini.
Rakyat hanya mengingat satu hal: program makanan bergizi adalah untuk menyehatkan, bukan memusnahkan. Bila pemerintah gagal menjaganya, kepercayaan publik akan runtuh, dan dampaknya jauh lebih berbahaya daripada sekadar keracunan—yaitu hilangnya legitimasi moral negara di mata rakyatnya sendiri.
Semoga menjadi perhatian pemerintah pusat maupun dibawah pusat (maksudnya pemerintah daerah)
oleh HATOMI
Pimpinan media sumber berita
Focusberita.com
Social Header