Oleh HATOMI
Media Sumber Berita.
BANGKA SELATAN FOCUSBERITA.COM- Kita pernah berjuang mengusir penjajah asing dengan darah, air mata, dan nyawa.
Generasi terdahulu mengangkat senjata demi satu kata: "Merdeka atau mati"
Namun, setelah bendera berkibar, rupanya kita hanya berganti tuan.
Bendera berkibar tapi perut lapar.
Penjajah kini bukan lagi berkulit putih atau berseragam militer asing.
Mereka lahir dari rahim bangsa sendiri—berpakaian rapi, berbicara manis, dibaleho mereka tersenyum setelah duduk di kursi rupanya senyum membawa duka berubah menjadi rakus menghisap darah rakyat.
Harga kebutuhan melambung, sumber daya alam dikuasai segelintir orang, hukum tajam ke bawah tumpul ke atas.
Rakyat kembali menjadi budak—bukan budak bangsa lain, tapi budak sesama anak negeri.
Inilah penjajahan yang lebih menyakitkan:
Ketika saudara sebangsa berubah menjadi penindas bangsanya sendiri.
Kita merdeka dari asing, tapi belum merdeka dari keserakahan para serigala berbulu domba.
Bendera berkibar, tapi perut rakyat tetap lapar.
Merdeka sejati bukan sekadar bebas dari bendera asing.
Merdeka sejati adalah ketika rakyat bisa hidup adil, makmur, dan bermartabat di tanahnya sendiri.
Social Header